MUSLIM. Orang yang beragama Islam. Menunjukkan orang yang menyerah diri/tunduk
kepada Allah swt. Seorang manusia yang telah menerima dan mengikrarakan Islam
sebagai agamanya dengan mengucapkan kalimah syahadah. Artinya, orang ini
percaya sudah menerima segala kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang telah
digariskan oleh Islam. رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا
أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ “Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: Orang-orang Islam (yang
berserah diri) kepadaMu dan jadikanlah daripada keturunan kami: Umat Islam
(yang berserah diri) kepadamu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan
cara-cara ibadat kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha
Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.” [al-Baqarah : 128]. MUSLIM, (akar
katanya,Islam/salima artinya damai, selamat, sejahtera ) adalah orang baru
menyerahkan diri saja kepada Allah, seperti anak sekolah TK, walaupun diberi
pelajaran masih berbuat yang tidak baik , kita perhatikan saja anak anak yang
sekolah TK, karena belum mengerti tujuab hidupnya, yah sekedar pengakuan saja.
( Surat : 7 ;172 ; 49 :14 )
MUKMIN. Mukmin adalah orang Islam yang beriman. Mukmin adalah istilah Islam dalam
bahasa Arab yang sering disebut dalam Al-Qur’an, berarti “orang beriman”, dan
merupakan seorang Muslim yang dapat memenuhi seluruh kehendak Allah, dan
memiliki iman kuat dalam hatinya. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan
bahwa mu’min tidak serta-merta berarti “orang beriman” namun orang yang
menyerahkan dirinya agar diatur dengan Din Islam. Selain itu, mu’min juga dapat
dikatakan orang yang memberikan keamanan atas Muslim. Dalam Al-Qur’an
dijelaskan: “Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”.
Katakanlah: “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah “kami telah tunduk”, karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan
rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Al-Hujurat [49]:14)” Ayat ini
menjelaskan perbedaan antara seorang Muslim dan orang beriman.Juga: “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (Surah An-Nisa’
[4]:136)”. Ayat ini mengacu pada orang yang beriman, yang diperintah untuk
tetap beriman, dan menjelaskan banyaknya syarat-syarat beriman. Perbedaan
antara orang beriman dan orang yang tunduk adalah salah satu poin penting dalam
munculnya ajaran tasawuf yang menitik beratkan pada keimanan yang bersifat
bathin (qalbu). Tasawuf sendiri adalah ilmu dan tatacara (practice) untuk
mencapai maqam yakin tersebut, selain maqam para pecinta Allah. Mereka
mengetahui rahasia-rahasia hati dan paham mengenai teori dasar psikoanalis yakni
alam sadar dan alam bawah sadar (hati). “Sesungguhnya hati hanya bisa
ditundukkan dengan keyakinan” (Al-Ghazali/Ihya Ulumuddin). Pemahaman akan
perbedaan antara orang yang tunduk dan orang yang beriman dalam qalbu (hati)
dapat semakin dimengerti dengan mempelajari teori psikoanalisis, bahwa manusia
itu memiliki dua komponen penting dalam dirinya, yakni alam sadar dan alam
bawah sadar. Alam bawah sadar (subconsciousness) adalah tempat munculnya hasrat
(hawa nafsu) dan emosi. Dalam psikoanalisis, keyakinan terdalam itu terletak
pada alam bawah sadar dan keyakinan inilah yang akan menggerakkan hasrat kita.
Sebagai contoh jika keyakinan dalam alam bawah sadar mengatakan bahwa “harta
adalah parameter kemuliaan” maka hasrat kita akan berusaha mencari harta, namun
keyakinan pada alam bawah sadar mengatakan bahwa “Allah adalah parameter
kemuliaan”, maka otomatis hasrat akan mencari Allah. Dalilnya, nabi bersabda: “Tidak sempurna iman kalian sebelum
hawa nafsunya mengikuti apa yang kubawa.” (HR Ahmad dan Al-Thabrari). Firman
Allah swt : إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ
الْبَرِيَّةِ. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka
itulah sebaik-baik makhluk.” [al-Bayyinah : 7]. Mukmin. Seorang Muslim tidaklah
cukup dengan pengakuan itu saja, tetapi harus diiringi dengan amal, perbuatan
dan tindakan yang diperintahkan oleh agamanya. Dengan melaksanakan hal itu, dia
meningkat menjadi seorang Mukmin. MUKMIN ( akar kata Iman artinya percaya ,
Amanah artinya orang dapat diberi kepercayaan ), adalah orang mengatakan
keimanan dengan lidah , diyakini dengan hati dan dikerjakan dengan perbuatan (
mengamalkan rukun Iman 6). In adalah tingkatan : SD. ( Q. 2 : 3, 4, 5 dan 6 ;
Al-Anfal : 2 dan 3 ; S. 49 : 15 )
MUKHSIN. Muhsin adalah orang mukmin yang mencapai tahap Ihsan sebagai yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. didalam sebuag hadith yang panjang. Seorang
Mukmin haruslah mengerjakan perbuatan kebajikan yang disebut ihsan. Ihsan itu
meliputi segala perbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang
lain. Dari seorang Mukmin meningkat lagi menjadi seorang Muhsin. ما الإحسان قال
أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك. Apa itu Ihsan, Dia menjawab :
Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, dan jika kamu tidak
melihatnya, ketahuilah bahawa Dia (Allah) melihat kamu [Hadith Riwayat
Bukhari]. MUKHSIN ( dari kata , Ikhsan artinya : baik ) adalah orang tingkatan
Muslim dan Mukmin, artinya orang tersebut tidak beriman saja , tapi sebagaimana
Hadits Nabi SAW, yaitu : “Dia beribadah kepada Allah seakan akan melihat-Nya,
tapi apabila dia tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat dia.” Ini adalah
tingkatan : SLTP. ( Q. 3 : 134 ; S. Al- Qoshosh :77 )
MUKHLIS. Mukhlis adalah seorang Muhsin mengerjakan ihsan itu semata-mata karena
berbakti kepada Tuhan, bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan, pangkat dan
lain-lain; akan tetapi sungguh-sungguh ikhlas, saat itu manusia meningkat
menjadi seorang Mukhlis. MUKHLISH adalah orang beribadah kepada Allah, hanya
mengaharapkan ridho-Nya, contoh seperti orang besedekah dengan tangan kanannya,
maka tangan kirinyapun tidak. Surat:
98:5. Ini adalah tingkatan : SLTA
MUTTAQIN. Muttaqin adalah orang Mukmin yang bertaqwa. Firman Allah swt : ذَلِكَ الْكِتَابُ
لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. “Kitab Al-Quran ini, tidak ada
sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah dan tentang sempurnanya);
ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertakwa; Iaitu
orang-orang yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib dan mendirikan
(mengerjakan) sembahyang serta membelanjakan (mendermakan) sebahagian dari
rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” [al-Baqarah : 2-3]. ( akar kata taqwa
: takut ), secara istilah adalah : adalah orang melaksanakan perintah Allah
secara sempurna, dan menjauhkan perintah Allah.Did alam Al-Qur’an banyak sekali
ayat ayat yang menjelaskan sifat orang bertaqwa, antara lain Surat: (
Al-Baqoroh)2 : 2,3,4 , 5, 177, 183 ;(Al-Imron) 3: 133, 134, 135 dan 135 dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar